jawabanjika ada yang memuji cantik dalam islam Sifat alloh khutbah firman penciptaan Boleh jadi allah mengabulkan harapan kita dengan tak memberi apa yang. Ayat perintah tahun 3. Ayat bahasa perintah latihan upsr soalan bicara mendakwahkan menyampaikan agama menerima jawaban jika ada yang memuji cantik dalam islam Segalapuji hanyalah milik Allah, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Ada suatu adab yang penah Rumaysho Tampandan cantik merupakan salah satu kelebihan yang ada dalam diri manusia, sehingga dengan kelebihan tersebut, kita sesama manusia pun sering saling puji-memuji dengan apa yang Allah lebihkan kepada kita (manusia). namun ternyata jawaban seperti itu bukanlah jawaban yang tepat, karena hal itu seolah-olah meremehkan kekuasaan Allah yang Ya dalam akun media sosialnya, Tika Ramlan sering membagikan kegiatan sang anak dalam berbagai kesempatan. Baik itu momen saat jalan-jalan, membuat video lucu, hingga menampilkan bakat yang keren. Itulah bagaimana potret anak bungsu Tika Ramlan, yaitu Chayra yang jarang tersorot. Kini tumbuh cantik dan memiliki bakat seperti sang mama. Dแป‹ch Vแปฅ Hแป— Trแปฃ Vay Tiแปn Nhanh 1s. TANYA Apa yang harus kita lakukan ketika dipuji orang lain? JAWAB Imam Al-Ghazali rahimahullah mengatakan, โ€œOrang yang dipuji hendaknya waspada, jangan sampai ia terjatuh dalam kesombongan, ujub dan bentuk futur lainnya. Seseorang bisa selamat dari hal-hal jelek tadi, hanya dengan mengetahui hakikat keadaan dirinya. Hendaklah ia renungkan akan bahaya jika berada dalam akhir hidup yang jelek. Hendaklah ia waspada akan bahaya riyaโ€™ dan terhapusnya amalan. Hendaknya ia kenali diri yang orang yang memuji pun tidak mengenalnya. Kalau saja orang yang memuji itu tahu kejelekan yang ada pada dirinya, tentu ia tak akan memuji. Baiknya, ia tampakkan pula bahwa ia tidak suka pada pujian tersebut,โ€ Ihyaโ€™ Ulum Ad-Diin, 3 236. BACA JUGA Waspadalah, Pujian Itu Berbahaya! Juga perhatikan perkataan yang sama dari Ibnu Ajibah. Ibnu Ajibah rahimahullah mengatakan, โ€œJanganlah engkau tertipu dengan pujian orang lain yang menghampirimu. Sesungguhnya mereka yang memuji tidaklah mengetahui dirimu sendiri kecuali yang nampak bagi mereka. Sedangkan engkau sendiri yang mengetahui isi hatimu. Ada ulama yang mengatakan, Barangsiapa yang begitu girang dengan pujian manusia, syaithon pun akan merasuk dalam hatinya,โ€™โ€œ Lihat Iqazh Al-Himam Syarh Matn Al-Hikam, Ibnu Ajibah, hlm. 159, Mawqiโ€™ Al-Qaraq, Asy-Syamilah. Dalam hadits disebutkan bahwa Al-Miqdad pernah menyiramkan kerikil di wajah seseorang yang memuji Usman bin Affan, lantas Usman bertanya pada Miqdad, kenapa engkau melakukan seperti itu. Miqdad menjawab bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู…ู ุงู„ู’ู…ูŽุฏู‘ูŽุงุญููŠู†ูŽ ููŽุงุญู’ุซููˆุง ููู‰ ูˆูุฌููˆู‡ูู‡ูู…ู ุงู„ุชู‘ูุฑูŽุงุจูŽ โ€œJika kalian melihat orang-orang yang doyan memuji maka siramkanlah pasir ke wajahnya,โ€ HR. Muslim, no. 3002. Ada ulama yang mempraktikkan hadits ini secara tekstual seperti yang dilakukan oleh Al-Miqdad. Ada juga ulama yang memaknakan, celalah orang yang memuji tersebut. Ulama lain menyatakan bahwa maksudnya adalah kita berasal dari tanah, maka bersikap tawadhuโ€™lah rendah hati dan jangan sampai ujub. Namun Imam Nawawi melemahkan penafsiran terakhir ini, Lihat Syarh Shahih Muslim, 18 107. Para ulama katakan, kalau ada yang memujimu, bacalah doa seperti berikut. Ketika dipuji, Abu Bakr berdoโ€™a, ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ู…ูู†ูู‘ู‰ ุจูู†ูŽูู’ุณูู‰ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ุจูู†ูŽูู’ุณูู‰ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุงุฌู’ุนูŽู„ู’ู†ูู‰ ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ู…ูู…ูŽู‘ุง ูŠูŽุธูู†ูู‘ูˆู’ู†ูŽ ูˆูŽุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู‰ ู…ูŽุง ู„ุงูŽ ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ู†ูŽ ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูุคูŽุงุฎูุฐู’ู†ูู‰ ุจูู…ูŽุง ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ Allahumma anta aโ€™lamu minni bi nafsiy, wa anaa aโ€™lamu bi nafsii minhum. Allahummaj alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa yaโ€™lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun. Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka. BACA JUGA 3 Cara Rasulullah Menghadapi Sebuah Pujian Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syuโ€™ab Al- Iman, 4 228, Lihat Jaamiโ€™ Al-Ahadits, Jalaluddin As-Suyuthi, 25 145, Asy-Syamilah Sebagaimana disebutkan Al-Baihaqi dalam Syuโ€™ab Al-Iman, Al-Auzaโ€™i mengatakan bahwa ketika seseorang dipuji oleh orang lain di hadapan wajahnya, maka hendaklah ia mengucapkan doโ€™a di atas. Disebutkan pula dalam Adabul Mufrod karya Imam Al Bukhari mengenai hadits di atas ketika beliau sebutkan dalam Bab โ€œApa yang disebutkan oleh seseorang ketika ia disanjung.โ€ Begitu pula disebutkan dalam kitab Hilyatul Awliyaโ€™ karya Abu Naโ€™im Al Asbahaniy bahwa ketika seseorang dipuji di hadapannya, hendaklah ia mengingkari, marah dan tidak menyukainya, ditambah membaca doโ€™a di atas. [] SUMBER RUMAYSHO Pada umumnya, manusia ingin dipuji oleh orang lain atas kebaikan yang dilakukan atau keberhasilan yang telah diraih. Selain itu, manusia juga kerap memuji kebaikan atau keberhasilan orang lain. Ada orang dengan tulus memuji orang lain namun ada orang juga memuji orang lain karena memiliki maksud tersembunyi yang tidak itu, pujian layaknya madu dan racun. Terasa manis di mulut ketika diucapkan namun mengandung racun berbisa yang dapat membuat orang yang dipuji menjadi riyaโ€™, sombong, angkuh, atau terkena penyakit hati lainnya. Sifat sombong dalam Islam maupun riyaโ€™ dalam Islam akibat pujian yang berlebihan dapat membuat orang yang dipuji menjadi takabur dan menghancurkan amal memuji orang lain dalam Islam? Islam membolehkan seorang muslim memberikan pujian kepada orang lain. Memuji orang lain dikatakan baik jika pujian yang diberikan ditujukan untuk memuji kebaikan orang lain yang memang ada pada dirinya. Apabila pujian ditujukan untuk memuji sesuatu yang memang tidak ada padanya atau tidak diperbuat olehnya maka hal inilah yang tidak boleh. Allah SWT berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 188 yang artinya,โ€œJanganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.โ€ QS. Ali Imran 188Apakah memuji orang lain dilarang dalam Islam?Islam melarang memberikan pujian kepada orang lain apalagi jika pujian itu diberikan di hadapan orang yang bersangkutan dan orang yang dipuji senang dengan pujian yang diberikan. Dalam Islam, memuji orang lain di hadapan yang bersangkutan sama dengan menyembelih leher orang itu. Dari Abu Bakrah, ia menceritakan bahwa ada seorang pria yang disebutkan di hadapan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, lalu salah seorang hadirin memuji orang tersebut. Rasulullah SAW pun bersabda,โ€œCelaka engkau, engkau telah memotong leher temanmu berulang kali beliau mengucapkan perkataan itu. Jika salah seorang di antara kalian terpaksa/harus memuji, maka ucapkanlah, โ€œSaya kira si fulan demikian kondisinya.โ€ jika dia menganggapnya demikian. Adapun yang mengetahui kondisi sebenarnya adalah Allah dan janganlah mensucikan seorang di hadapan Allah.โ€ HR. Bukhari.Sebagaimana hukum memuji diri sendiri, Islam juga melarang muslim memberikan pujian yang berlebihan kepada orang lain. Apabila hal ini dilakukan, sama saja dengan mematahkan punggung orang yang dipuji. Abu Musa berkata, โ€œRasulullah SAW mendengar seorang pria berlebih-lebihan dalam memuji seseorang. Rasulullah SAW pun bersabda,โ€œKalian telah membinasakan atau mematahkan punggung orang itu.โ€ HR. Bukhari.Bagaimana sikap kita jika ada orang yang memberikan pujian? Jika ada yang memberikan pujian, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyiramkan pasir ke wajah orang-orang yang memberikan pujian, Dari Abu Maโ€™mar, ia berkata, โ€œAda seorang pria berdiri memuji salah seorang gubernur. Miqdad ibnul Aswad lalu menyiramkan pasir ke wajahnya dan berkata,โ€œKami diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk menyiramkan pasir ke wajah orang-orang yang memuji.โ€ HR. Muslim.Apa yang harus kita lakukan ketika ada orang yang memberikan pujian?Salah satu cara agar tidak terkena penyakit hati atau terhindar dari ujub dalam Islam karena dipuji oleh orang lain adalah dengan berdoa. Hal inilah yang dilakukan oleh Abu Bakr Ash Shidiq ketika ada orang lain yang memuji beliau. Adapun doa yang belau ucapkan adalah ALLAHUMMA ANTA Aโ€™LAMU MINNI BI NAFSIY, WA ANAA Aโ€™LAMU BI NAFSII MINHUM. ALLAHUMMAJ โ€™ALNIY KHOIROM MIMMAA YAZHUNNUUN, WAGH-FIRLIY MAA LAA YAโ€™LAMUUN, WA LAA TU-AKHIDZNIY BIMAA Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka.โ€œ Diriwayatkan oleh Al BaihaqiDemikianlah ulasan singkat tentang hukum memuji orang lain dalam Islam. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang memuji orang lain dan hukumnya dalam Islam. Di antara fenomena umum yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, adalah fenomena pujian. Secara garis besar, pujian bisa diklasifikasikan dalam tiga bentuk pujian yang diucapkan untuk menjilat, pujian yang sifatnya hanya basa-basi belaka, serta pujian yang diucapkan sebagai ekspresi kekaguman. Bila disikapi secara sehat dan proporsional, pujian bisa menjadi รฉlan positif yang dapat memotivasi kita agar terus meningkatkan diri. Namun, kenyataannya, pujian justru lebih sering membuat kita lupa daratan, lepas kontrol, dan seterusnya. Semakin sering orang lain memuji kita, maka semakin besar potensi kita untuk terlena, besar kepala, serta hilang kendali diri. Padahal Allah Swt. mengingatkan dalam firmanNyaูู„ุง ุชูุฒูŽูƒู‘ูˆุง ุฃู†ูุณูƒู…ุŒ ู‡ูˆ ุฃุนู„ู… ุจู…ู† ุงุชู‚ู‰."Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.โ€ Qs. Al-Najm; 32 Agar dapat menyikapi pujian secara sehat, Nabi Saw. memberikan tiga kiat yang sangat menarik untuk diteladani. Pertama, selalu mawas diri supaya tidak sampai terbuai oleh pujian yang dikatakan orang. Oleh karena itu, setiap kali ada yang memuji beliau, Nabi Saw. menanggapinya dengan doa ุงู„ู„ู‡ู… ู„ุงุชุคุงุฎุฐู†ูŠ ุจู…ุง ูŠู‚ูˆู„ูˆู†โ€œYa Allah, janganlah Engkau hukum aku karena apa yang dikatakan oleh orang-orang itu.โ€ HR. Al-BukhariLewat doa ini, Nabi Saw. mengajarkan bahwa pujian adalah perkataan orang lain yang potensial menjerumuskan kita. Ibaratnya, orang lain yang mengupas nangka, tapi kita yang kena getahnya. Orang lain yang melontarkan ucapan, tapi malah kita yang terjerumus menjadi besar kepala dan lepas menyadari hakikat pujian sebagai topeng dari sisi gelap kita yang tidak diketahui orang lain. Karena, sebenarnya, setiap manusia pasti memiliki sisi gelap. Dan ketika ada seseorang yang memuji kita, maka itu lebih karena faktor ketidaktahuan dia akan belang serta sisi gelap sebab itu, kiat Nabi Saw. dalam menanggapi pujian adalah dengan berdoaูˆุงุบูุฑู„ูŠ ู…ุง ู„ุงูŠุนู„ู…ูˆู† โ€œDan ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui dari dirikuโ€. HR. Al-BukhariDan kiat yang ketiga, kalaupun sisi baik yang dikatakan orang lain tentang kita adalah benar adanya, Nabi Saw. mengajarkan kita agar memohon kepada Allah Swt. untuk dijadikan lebih baik dari apa yang tampak di mata orang lain. Maka kalau mendengar pujian seperti ini, Nabi Saw. kemudian berdoaูˆุงุฌุนู„ู’ู†ูŠ ุฎูŠุฑุง ู…ู…ู‘ุง ูŠุธู†ู‘ูˆู† โ€œDan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kiraโ€. HR. Al-Bukhari Selain memberikan teladan kiat menyikapi pujian, Nabi Saw. dalam keseharian beliau juga memberikan contoh bagaimana mengemas pujian yang baik. Intinya, jangan sampai pujian yang terkadang secara spontan keluar dari bibir kita, malah menjerumuskan dan merusak kepribadian sahabat yang kita puji. Ada beberapa teladan yang dapat disarikan dari kehidupan Nabi Saw., yaitu di antaranyaPertama, Nabi Saw. tidak memuji di hadapan orang yang bersangkutan secara langsung, tapi di depan orang-orang lain dengan tujuan memotivasi mereka. Suatu hari, seorang Badui yang baru masuk Islam bertanya tentang Islam. Nabi menjawab bahwa Islam adalah shalat lima waktu, puasa, dan zakat. Maka Orang Badui itupun berjanji untuk menjalankan ketiganya dengan konsisten, tanpa menambahi atau menguranginya. Setelah Si Badui pergi, Nabi Saw. memujinya di hadapan para Sahabat, โ€œSungguh beruntung kalau ia benar-benar melakukan janjinya tadi.โ€ Setelah itu beliau menambahi, โ€œBarangsiapa yang ingin melihat penghuni surga, maka lihatlah Orang Badui tadi.โ€ HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Thalhah ra.Kedua, Nabi Saw. lebih sering melontarkan pujian dalan bentuk doa. Ketika melihat minat dan ketekunan Ibn Abbas ra. dalam mendalami tafsir Al-Qurโ€™an, Nabi Saw. tidak serta merta memujinya. Beliau lebih memilih untuk mendoakan Ibn Abbas ra.ุงู„ู„ู‡ู… ูู‚ู‘ู‡ู’ู‡ ููŠ ุงู„ุฏูŠู† ูˆุนู„ู‘ู…ู’ู‡ ุงู„ุชุฃูˆูŠู„โ€œYa Allah, jadikanlah dia ahli dalam ilmu agama dan ajarilah dia ilmu tafsir Al-Qurโ€™an.โ€ HR. Al-Hakim, dari Saโ€™id bin JubairBegitu pula, di saat Nabi Saw. melihat ketekunan Abu Hurairah ra. dalammengumpulkan hadits dan menghafalnya, beliau lantas berdoa agar Abu Hurairah ra. dikaruniai kemampuan untuk tidak lupa apa yang pernah dihapalnya. Doa inilah yang kemudian dikabulkan oleh Allah Swt. dan menjadikan Abu Hurairah ra. sebagai Sahabat yang paling banyak meriwayatkan yang dilontarkan orang lain terhadap diri kita, merupakan salah satu tantangan berat yang dapat merusak kepribadian kita. Pujian dapat membunuh karakter seseorang, tanpa ia sadari. Oleh karena itu, ketika seorang Sahabat memuji Sahabat yang lain secara langsung, Nabi Saw. menegurnyaู‚ุทุนุช ุนู†ู‚ ุตุงุญุจูƒ โ€œKamu telah memenggal leher temanmu.โ€ HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Bakar ra.Senada dengan hadits tersebut, Ali ra. berkata dalam ungkapan hikmahnya yang sangat populer, โ€œKalau ada yang memuji kamu di hadapanmu, akan lebih baik bila kamu melumuri mulutnya dengan debu, daripada kamu terbuai oleh pujiannya.โ€ Namun ketika pujian sudah menjadi fenomena umum ditengah-tengah masyarakat kita, maka yang paling penting adalah bagaimana menyikapi setiap pujian secara sehat agar tidak sampai lupa daratan dan lepas kontrol; mengapresiasi setiap pujian hanya sebagai topeng dari sisi gelap kita yang tidak diketahui orang lain; serta terus berdoa kepada Allah Swt. agar dijadikan lebih baik dari apa yang tampak di mata itu, yang tidak kalah pentingnya, kalaupun perlu memuji seseorang adalah bagaimana bisa mengemas pujian secara sehat.. Toh memuji tidak mesti dengan kata-kata, tapi akan lebih berarti bila diekspresikan lewat dukungan dan doa. Sehingga dengan demikian, kita tidak sampai menjerumuskan orang yang kita ู„ุงุชุคุฎุฐู†ุง ุจู…ุง ูŠู‚ูˆู„ูˆู†ุŒ ูˆุงุบูุฑู„ู†ุง ู…ุง ู„ุงูŠุนู„ู…ูˆู†ุŒ ูˆุงุฌุนู„ู†ุง ุฎูŠุฑุง ู…ู…ุง ูŠุธู†ูˆู†. Utadz Abdullah Hakam Syah, Lc โ€“ Pujian merupakan wujud apresiasi atas sesuatu yang telah dilakukan. Biasanya pujian memberikan dampak yang positif buat orang yang menerimanya. Namun kadang, memuji orang lain bisa menjadi boomerang kepada diri sendiri. Tanpa disadari orang tersebut akan muncul perasaan Ujub atau sombong yang berisiko menjadi penyakit hati. Islam memandang pujian Pada dasarnya memberikan pujian adalah sesuatu hal yang diperbolehkan dalam islam, asalkan tidak menimbulkan hal hal yang tidak baik. Rasulullah ๏ทบ bahkan sampai mengimbau dengan keras kepada orang orang suka memuji dengan belebihan. Beliau bahkan mengizinkan orang lain untuk melemparkan tanah atau debu kepada orang yang suka memuji secara berlebihan. Dalam salah satu keterangan dalam kitab Az-Zuhd war Ar-Raqaโ€™ik, riwayat Shahih Muslim menjelaskan bahwa memberikan pujian secara berlebihan dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah atas diri orang yang dipuji. Lalu dalam hadis riwayat Muslim no 3002, Nabi Saw bersabda, ุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู…ู ุงู„ู’ู…ูŽุฏู‘ูŽุงุญููŠู†ูŽุŒ ููŽุงุญู’ุซููˆุง ูููŠ ูˆูุฌููˆู‡ูู‡ูู…ู ุงู„ุชู‘ูุฑูŽุงุจูŽ โ€œJika Engkau melihat orang yang memuji, maka taburkanlah debu di wajahnya.โ€ HR. Muslim no. 3002 Dalam riwayat lain dari sahabat Al-Miqdad RA, beliau berkata; ุฃูŽู…ูŽุฑูŽู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽุŒ ุฃูŽู†ู’ ู†ูŽุญู’ุซููŠูŽ ูููŠ ูˆูุฌููˆู‡ู ุงู„ู’ู…ูŽุฏู‘ูŽุงุญููŠู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูุฑูŽุงุจูŽ โ€œRasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menaburkan tanah di muka orang yang memuji-muji.โ€ Jika seseorang ingin melontarkan pujian kepada orang lain sebaiknya untuk memperhatikan beberapa hal. Seperti, tidak adanya fitnah, memuji keimanan seseorang yang bagus, memuji pengetauannya yang luas,dan memuji ketaatannya beribadah. Dalam kitab Al Adzkar, Imam An Nawawi memberikan beberapa saran jika kita ingin memuji orang lain. "Adapun memuji orang yang berada di hadapan kita, ada beberapa hadis yang membolehkan dan ada pula hadis yang melarang. Para ulama berkata, cara mengakomodasi beberapa hadis tersebut dalam praktiknya adalah bila orang yang dipuji sempurna keimanannya, keyakinannya bagus, dan pengetahuannya sempurna, sekira-kira tidak ada fitnah dan lalai bila dipuji dan hatinya juga tidak goyah, maka memuji tidak haram dan tidak pula makruh. Kalau dikhawatirkan hal seperti itu akan terjadi, sangat dimakruhkan memujinya." Iman An Nawawi juga menjelaskan bahwa memuji merupakan perbuatan yang tidak dilarang selama itu tidak menimbulkan sesuatu yang madharat. Contohnya, jika ada seseorang yang dipuji berubah menjadi riya maka memuji orang tersebut sangat tidak dianjurkan. ACF

jawaban jika ada yang memuji cantik dalam islam